Pemerintah Belanda melalui Nuffic Neso Indonesia bekerja sama dengan
Ditjen Pendidikan Tinggi membiayai 20 dosen muda pendidikan Matematika
untuk studi International Master Programme on Mathematic Education di
Freudenthal Institute, University of Utrecht Belanda selama setahun.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu program studi pendidikan matematika di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang karena bekerja sama dengan Freudenthal Institute Universitas Utrecht, salah satu universitas terbaik di Belanda, demikian dikatakan Direktur Nuffic Neso Indonesia Mervin Bakker usai acara pelepasan di Jakarta, Rabu.
"Saya yakin dengan kualitas program ini dan kualitas lulusannya akan bermanfaat dalam meningkatkan pendidikan matematika di Indonesia. Dalam dua tahun ke depan, Twinning program ini diharapkan mampu ditingkatkan menjadi program double degree," kata Mervin Bakker, Rabu (30/1/2013).
Sementara itu, Ridwan Anzib mewakili Direktorat Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan program kerja sama antara Unsri, UNESA dan Universitas Utrecht adalah langkah nyata dari komitmen Dikti bagi capacity building para staf akademis dan universitas- universitas di Indonesia menuju World Class University.
"Saat ini, Dikti juga sedang mempersiapkan program pre double degree satu tahun dan double degree selama 2 tahun bukan hanya terbatas pada bidang pendidikan Matematika, namun juga pendidikan sains lainnya," kata Ridwan Anzib.
Selama delapan bulan para dosen muda tersebut mendalami bahasa Inggris dan mata kuliah dasar pada Program Magister Pendidikan Matematika di Unsri dan Unesa dengan pendanaan penuh dari Dikti.
"Sedangkan biaya pendidikan dan biaya hidup selama 12 bulan di Belanda didanai melalui kemitraan antara Dikti dan Nuffic Neso Indonesia melalui program beasiswa StuNed (Studeren in Nederland-studi di Belanda)," katanya.
Sekembalinya dari Utrecht, mereka akan melakukan penelitian akhir selama enam bulan di Indonesia dengan beasiswa dari Dikti. Program ini adalah kelanjutan dari program yang dirintis oleh Nuffic Neso dan Dikti pada tahun 2009, Para dosen tersebut akan berangkat dalam 2 gelombang, tahun 2013 dan 2014.
PMRI merupakan program kemitraan antara Nuffic Neso Indonesia dan Dikti yang direncanakan berlangsung selama lima tahun (2009-2014). Saat ini program telah memasuki tahun ke-empat.
Program ini bertujuan untuk mendukung program implementasi dan diseminasi PMRI di Indonesia melalui pemberian beasiswa kepada para dosen pendidikan matematika di lembaga pendidikan keguruan untuk mempelajari PMR atau Realistic Mathematic Education (RME) di Belanda.
PMRI dimulai di Indonesia sejak 2001 di 12 Sekolah Dasar dan saat ini sudah menjangkau ratusan sekolah dasar dan melibatkan lebih dari 23 Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK) dari Aceh sampai Ambon.
Sumber : KOMPAS.com
Program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu program studi pendidikan matematika di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang karena bekerja sama dengan Freudenthal Institute Universitas Utrecht, salah satu universitas terbaik di Belanda, demikian dikatakan Direktur Nuffic Neso Indonesia Mervin Bakker usai acara pelepasan di Jakarta, Rabu.
"Saya yakin dengan kualitas program ini dan kualitas lulusannya akan bermanfaat dalam meningkatkan pendidikan matematika di Indonesia. Dalam dua tahun ke depan, Twinning program ini diharapkan mampu ditingkatkan menjadi program double degree," kata Mervin Bakker, Rabu (30/1/2013).
Sementara itu, Ridwan Anzib mewakili Direktorat Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan program kerja sama antara Unsri, UNESA dan Universitas Utrecht adalah langkah nyata dari komitmen Dikti bagi capacity building para staf akademis dan universitas- universitas di Indonesia menuju World Class University.
"Saat ini, Dikti juga sedang mempersiapkan program pre double degree satu tahun dan double degree selama 2 tahun bukan hanya terbatas pada bidang pendidikan Matematika, namun juga pendidikan sains lainnya," kata Ridwan Anzib.
Selama delapan bulan para dosen muda tersebut mendalami bahasa Inggris dan mata kuliah dasar pada Program Magister Pendidikan Matematika di Unsri dan Unesa dengan pendanaan penuh dari Dikti.
"Sedangkan biaya pendidikan dan biaya hidup selama 12 bulan di Belanda didanai melalui kemitraan antara Dikti dan Nuffic Neso Indonesia melalui program beasiswa StuNed (Studeren in Nederland-studi di Belanda)," katanya.
Sekembalinya dari Utrecht, mereka akan melakukan penelitian akhir selama enam bulan di Indonesia dengan beasiswa dari Dikti. Program ini adalah kelanjutan dari program yang dirintis oleh Nuffic Neso dan Dikti pada tahun 2009, Para dosen tersebut akan berangkat dalam 2 gelombang, tahun 2013 dan 2014.
PMRI merupakan program kemitraan antara Nuffic Neso Indonesia dan Dikti yang direncanakan berlangsung selama lima tahun (2009-2014). Saat ini program telah memasuki tahun ke-empat.
Program ini bertujuan untuk mendukung program implementasi dan diseminasi PMRI di Indonesia melalui pemberian beasiswa kepada para dosen pendidikan matematika di lembaga pendidikan keguruan untuk mempelajari PMR atau Realistic Mathematic Education (RME) di Belanda.
PMRI dimulai di Indonesia sejak 2001 di 12 Sekolah Dasar dan saat ini sudah menjangkau ratusan sekolah dasar dan melibatkan lebih dari 23 Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK) dari Aceh sampai Ambon.
Sumber : KOMPAS.com