twitter
rss


          

          Metode matematika dasar ciptaan Trachtenberg ini sering juga disebut “stenografi matematika”. Berdasarkan sejumah “kunci” yang sederhana, metode ini mudah dikuasai dan membawa serta keuntungan berupa kecepatan lebih besar, kemudahan dalam menangani bilangan, dann ketepatan yang meningkat.
Jakow Trachtenberg, pendiri institute Matematika di Zurich, Swiss, dan pencipta system baru aritmatika, mempunyai keyakinan bahwa setiap orang dilahirkan di dunia ini dengan “potensi berhitung yang tak ada taranya”.
Kehidupan Trachtenberg memikat dan mengagumkan, sama dengan system matematikanya yang menakjubkan. Dan benyak orang ahli yang berpendapat bahwa sistemnya itu dikemuian hari akan membawa “revolusi” dalam pelajaran matematika di sekolah di seluruh dunia.
Trachtenberg adalah seorang insinyur lulusan Institut Teknologi Pertambangan di St. Petersburg, Rusia. Ia tekenal sebagai orang “pasifis”, orang yang tidak menghendaki kekerasan atau perang. Sewaktu Perang Dunia I ia melatih mahasiswa Rusia untuk merawat yang luka-luka. Pekerjaan ini mendapat pengakuan baik dari Czar, kaisar yang memerintah di Rusia. Tetapi, timbulnya komunisme di Rusia mengakhiri harapan Trachtenberg untuk dapat hidup dengan tenang, damai, dan bahagia. Ia ditangkap karena gagasannya yang tidak revolusioner, dan akan dibunuh. Tetapi ia berhasil meloloskan diri dan lari ke Jerman.
Namanya menjadi terkenal sejak ia menulis sejumlah artikel yang mengkritik Rusia dan menyusun buku rujukan pertama tentang industry Rusia. Ia dipandang sebagai seorang yang ahli paling unggul di Eropa tentang Rusia. Ia juga menyusun metode pelajaran bahasa asing dan masih dipakai di banyak di sekolah di Jerman.

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah sebuah teori belajar dimana teori ini berpusat pada siswa. Dalam penerapan teori ini, siswa adalah objek utama pada proses pembelajaran. Konstruktivisme menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student center). Guru hanya menolong siswa untuk membangun/mengembangkan pengetahuan mereka untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Jadi, dapat dikatakan guru hanya menjadi guide (pembimbing) siswa untuk memahami masalah dan memberi siswa kesempatan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan kemampuan mereka sendiri. Guru dapat memberi beberapa petunjuk atau pertolongan yang diperlukan untuk mengarahkan pemikiran siswa dalam menyelesaikan masalah.

Tujuan konstruktivisme adalah membuat siswa mengembangkan pengetahuan siswa. Teori belajar ini membuat siswa aktif dalam mengetahui bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah, tidak hanya bergantung pada jawaban guru. Konstruktivisme menginginkan siswa mampu berpendapat atau memberikan umpan balik pada jawaban guru karena siswa sudah bisa menyelesaikan masalah dan memberikan jawaban mereka sesuai dengan pendapat mereka sendiri. Dalam konstruktivisme, guru adalah moderator bukan fasilitator.

Dalam proses pembelajaran, guru mendapat peran besar dalam membuat situasi yang